Tulisan ini ditujukan untuk anda yang sedang atau berencana pergi ke tempat wisata di Pacitan dengan waktu efektif berlibur hanya 1 hari 1 malam penuh untuk menikmati suasana serta kekhasan tanah air kecilku ini.
9 lokasi dalam sehari??? Emang bisa??? Ugal-ugalan tenan.
Nah, BISA! Bahkan lebih, saya tambah bonus di bawah dengan catatan anda harus siap dengan kondisi tubuh yang prima lalu sebisa mungkin membawa atau menyewa kendaraan sendiri, bisa sepeda motor atau mobil. Lalu, waktu yang dihabiskan di setiap lokasi adalah 1 jam 30 menit hingga 2 jam paling lama.
Walau berpredikat kota 1001 Gua, tapi di postingan ini tidak akan mengunjungi gua yang ada di kabupaten ini. Mungkin di lain tulisan akan saya buat ya!
Petunjuk atau rute perjalanan ke setiap lokasi bisa klik disini, dengan syarat ada aplikasi Google Maps di ponsel anda.
Jika space memory hape anda hampir penuh, saya sediakan link ke Google Maps di masing-masing destinasi. Anda juga bisa download file .kml yang bisa di export ke aplikasi Google My Maps lewat desktop atau laptop yang bisa di sinkronkan dengan Google Maps.
Jika mengikuti tulisan ini, anda akan mengunjungi wisata bukit, pantai, kuliner, dan misteri serta sejarah. Penasaran? Yuk kita langsung saja ke destinasi wisata di Pacitan:
Jelas anda harus bangun pagi. Sebaiknya mulai berangkat pukul 04.00 WIB sehingga saat di lokasi anda punya waktu untuk mencari tempat untuk menikmati matahari terbit, mempersiapkan setting-an kamera, ganti kostum (jika perlu) dan sebagainya.
Silahkan tunggu dan nikmati lansekap kota Pacitan dari ketinggian sejalan dengan naiknya matahari dari balik gunung Limo dan perbukitan di wilayah timur.
Di bulan Juli tahun kemarin saya cukup beruntung mendapati kabut pagi tebal yang menyelimuti bukit dan pedesaan di bawah, selain itu juga pas langitnya cerah. Hanya saja saya sedikit terlambat tiba disana.
Untuk melanjutkan ke destinasi selanjutnya, saya sarankan untuk beranjak dari lokasi ini pada pukul 06.00 WIB, atau mau tetap masih berlama-lama disini juga silahkan. Tapi bagi yang punya waktu sehari di Pacitan, monggo lanjut!
Terletak di Jl. Raya Kebonagung kecamatan Kebonagung tepat di depan kantor kecamatan, 7,8 Km tenggara dari pusat kota. Waktu tempuh yang dibutuhkan sekitar 30 menit dari Bukit Semar. Bernama warung "Marem Soto Ayam Kampung", tapi oleh kebanyakan orang lebih dikenal singkat dengan soto Kebonagung karena tempatnya berada di kecamatan Kebonagung.
Menikmati soto mangkuk besar bertabur ayam kampung goreng gurih ditambah kacang goreng, dan bagi saya yang khas itu adalah kecap gula aren Pacitannya plus sambel pedas serta jangan lupa juga kerupuk nasi yang ukurannya sebesar kipas, cukup untuk mengisi energi anda meneruskan perjalanan.
Sembari menunggu makanan turun ke perut anda bisa leyeh-leyeh sambil menikmati pemandangan terasering sawah di seberang warung tepat di belakang kantor kecamatan.
Jangan sampai ngantuk dan ketiduran, bayar dan lanjut!
Menjelang tiba, anda akan melewati turunan lalu perlahan-lahan di sebelah kanan anda akan terlihat jelas samudera Hindia dan pantai Soge di depan anda. Biasanya kebanyakan orang akan berhenti di tepi jalan sebelah kanan atau selatan untuk mmengambil gambar seluruh lanskap pantai Soge. Cobalah dan hati-hati ketika menyeberang.
Semenjak dibukanya JLS yang menghubungkan dengan kabupaten Trenggalek, pantai ini menjadi semakin ramai dikunjungi wisatawan dan mulai banyak warung-warung makan di kiri-kanan jalan. Mungkin yang tidak sempat sarapan atau pantang makan soto ayam kampung, bisa sarapan di sekitar pantai ini.
Puas menikmati panorama pantai ini mari lanjut lagi. Ada sebuah jembatan (katanya) khas yang ramai orang nongkrong dan berswafoto tiap pagi dan sore di akhir minggu. Anda akan melewatinya untuk menuju ke tempat selanjutnya, singgah sebentar jepret dan berlalu.
Pantai selatan pulau Jawa merupakan salah satu tempat bertelur untuk Penyu. Sepanjang garis pantai selatan Jawa, pantai Taman ternyata juga di jadikan lokasi bertelur bagi penyu, terutama jenis Penyu Hijau Chelonia mydas, Penyu Sisik Eretmochelys imbricata, Penyu Lekang Lepidochelys olivacea dan Penyu belimbing Dermochelys coriacea.
Warga mendirikan tempat penangkaran untuk memindahkan telur yang ada di pantai ke tempat penetasan untuk meningkatkan keberhasilan telur menetas yang selanjutnya tukik penyu akan dilepaskan kembali ke laut. Jika beruntung anda bisa melihat dan ikut melepaskan penyu.
Adrenalin anda mungkin akan terpacu meluncur sejauh hampir setengah kilometer (tepatnya 415 meter) dari tebing sebelah barat setinggi 74 meter dengan kecepatan meluncur 50 Km/jam, waktu ditempuh rata-rata 30 detik. Bagi anda yang mempunyai berat badan berlebih, tidak usah khawatir. Alat yang digunakan aman dan kuat, mampu menahan beban hingga 2,5 ton.
Bagi yang sering ke pantai dengan dasar pasir, anda akan menemukan hal baru di pantai Pidakan yang dasar pantainya berupa batu berukuran 15cm an didominasi warna putih. Apik wis!
Berlokasi di desa Jetak kecamatan Tulakan, di sebelah barat dari pantai Soge. Garis pantainya pun relatif datar dan panjang, dipadu dengan rindang pohon di sekitarnya membuat pantai ini terlihat masih alami.
Nah, untuk makan siang saya sarankan mencoba masakan kuliner laut di dekat pelabuhan dan tempat pelelangan ikan Pacitan.
Dari lokasi sebelumnya anda membutuhkan waktu perjalanan sekitar 1 jam lebih 15 menit, menempuh jarak sekitar 27 Km. Lumayan lama, tapi anda akan terpuaskan dengan hidangan ikan segar dari perairan laut Pacitan. Pesanlah nasi thiwul dan sambel bawang sebagai pelengkapnya serta es kelapa muda. Maknyus top markotop
Pemandangan dari warung makan bu Gandhos juga tak kalah memanjakan mata, sambil menyantap makanan anda bisa melihat teluk Pacitan dari sini serta kesibukan nelayan di pelabuhan.
Ternyata ada sebuah cerita tentang kisah percintaan dari almarhum yang bersemayam di kuburan tersebut. Dia adalah Djamiyah, seorang gadis Jawa yang menurut sumber dan cerita orang lokal bersuamikan (masih dugaan) tuan tanah dari Belanda yang bekerja di sekitaran Madiun pada masa kolonialisme.
Si suami membuatkan kuburan khusus, serta di makam tersebut dituliskan puisi cinta untuk almarhum menggunakan sandi Vigenere Klasik yang diperkirakan digunakan pertama kali oleh Julius Caesar dan cukup populer pada awal abad ke 19.
Banyak misteri yang belum tersingkap dari makam ini, terutama tentang siapa suami dari almarhum Djamiyah yang bersemayam di makam tersebut. Selengkapnya anda bisa baca cerita tersebut disini.
Dari sini tidak akan terlihat matahari tenggelam di laut, melainkan di bukit sebelah barat yang seperti membentengi kota Pacitan. Tapi suasana dan pemandangannya tak kalah deh dari tempat sunset populer yang lain.
Bagi wisatawan manca negara khususnya peselancar, Pancer Door cukup dikenal dan anda bisa melihat peselancar dari luar dan dalam negeri "mengendarai" ombak dengan papan selancarnya.
Setiap sore hari, pasti akan ramai dengan pengunjung, khususnya warga lokal untuk sekedar jalan-jalan bersama keluarga, mengantar anak bermain di pantai, pacaran atau ngopi di warung terdekat.
Event surfing skala nasional bahkan internasional cukup sering dihelat disini, contohnya Hello Pacitan pada Agustus 2016 merupakan rangkaian dari kompetisi berskala internasional pada kontes tahapan kelima dalam Asian Surfing Championships (ASC) 2016 untuk grade 2 divisi pria dan grade 1 divisi wanita. Surfer-surfer terbaik di Asia bersaing menjadi yang terbaik di salah satu spotsurfing terbaik di Jawa Timur itu.
Untuk harga satu porsi di warung Sego Gobyos tergolong terjangkau, mulai dari Rp7.000/porsi hingga Rp15.000/porsi.
Kalau tidak cocok dengan makanan pedas anda bisa mencoba warung dengan makanan khas nasi urap, kikil, dan soto khas Pacitan di Warung Makan Sugiati yang terletak di jalan Pacitan-Tulakan desa Menadi kecamatan Pacitan.
Usai makan, jika anda pecinta kopi single originan bisa mencoba ke kedai Mik Kopi 10 menit dari terminal bus Pacitan. Kopi dari daerah-daerah Nusantara juga kopi lokal dengan harga yang sangat terjangkau bisa anda nikmati. Secangkir kopi tubruk dibandrol dengan harga 9.000 rupiah.
Suka dengan keramaian, monggo ke alun-alun Pacitan. Berjejer puluhan kaki lima bisa anda coba untuk menghabiskan malam. Saya sarankan untuk mencoba Warung Tanlun mbah Geger dengan menu andalan jadah bakar di adu dengan gula pasir atau tahu bakar dengan sambel kecap.
Selesai sudah daftar lokasi-lokasi wisata di Pacitan dalam satu hari. Sekali lagi saya tuliskan ini adalah trip ugal-ugalan! Tapi ya ndak apa kalau ndelalah sampeyan ternyata ke Pacitan dan hanya punya satu hari yang bisa dimanfaatkan untuk dolan dengan mengunjungi banyak lokasi. Mungkin tulisan saya ini bisa dipraktekkan.
Berani coba? Segera rencakan untuk berlibur ke Pacitan. Selamat mencoba dan berlibur!Jangan lupa share ya...!!! :)
9 lokasi dalam sehari??? Emang bisa??? Ugal-ugalan tenan.
Nah, BISA! Bahkan lebih, saya tambah bonus di bawah dengan catatan anda harus siap dengan kondisi tubuh yang prima lalu sebisa mungkin membawa atau menyewa kendaraan sendiri, bisa sepeda motor atau mobil. Lalu, waktu yang dihabiskan di setiap lokasi adalah 1 jam 30 menit hingga 2 jam paling lama.
Pagi di salah satu bukit di Pacitan, kota dan teluk Pacitan terlihat dari sini. |
Walau berpredikat kota 1001 Gua, tapi di postingan ini tidak akan mengunjungi gua yang ada di kabupaten ini. Mungkin di lain tulisan akan saya buat ya!
Petunjuk atau rute perjalanan ke setiap lokasi bisa klik disini, dengan syarat ada aplikasi Google Maps di ponsel anda.
Jika space memory hape anda hampir penuh, saya sediakan link ke Google Maps di masing-masing destinasi. Anda juga bisa download file .kml yang bisa di export ke aplikasi Google My Maps lewat desktop atau laptop yang bisa di sinkronkan dengan Google Maps.
Download file .kml peta silahkan klik disini.
Sunrise di Bukit Semar
Lokasi ini bernama bukit Semar yang terletak di desa Ponggok kecamatan Pacitan. Bisa di tempuh dari pusat kota Pacitan kurang lebih selama 20 menit (6,4 Km).Suasana saat matahari terbit di bukit Semar, Pacitan. |
Jelas anda harus bangun pagi. Sebaiknya mulai berangkat pukul 04.00 WIB sehingga saat di lokasi anda punya waktu untuk mencari tempat untuk menikmati matahari terbit, mempersiapkan setting-an kamera, ganti kostum (jika perlu) dan sebagainya.
Silahkan tunggu dan nikmati lansekap kota Pacitan dari ketinggian sejalan dengan naiknya matahari dari balik gunung Limo dan perbukitan di wilayah timur.
Di bulan Juli tahun kemarin saya cukup beruntung mendapati kabut pagi tebal yang menyelimuti bukit dan pedesaan di bawah, selain itu juga pas langitnya cerah. Hanya saja saya sedikit terlambat tiba disana.
Untuk melanjutkan ke destinasi selanjutnya, saya sarankan untuk beranjak dari lokasi ini pada pukul 06.00 WIB, atau mau tetap masih berlama-lama disini juga silahkan. Tapi bagi yang punya waktu sehari di Pacitan, monggo lanjut!
Soto Kebonagung
Setelah menikmati pagi di bukit yang biasanya dingin tentu (biasanya) lapar. Pemberhentian pertama adalah menikmati salah satu kuliner khas Pacitan. Sarapan dulu, tempat-tempat yang dikunjungi masih banyak.Menu andalan di warung Marem Soto Ayam Kampung "Soto Kebonagung" .Foto: adasatu.com |
Terletak di Jl. Raya Kebonagung kecamatan Kebonagung tepat di depan kantor kecamatan, 7,8 Km tenggara dari pusat kota. Waktu tempuh yang dibutuhkan sekitar 30 menit dari Bukit Semar. Bernama warung "Marem Soto Ayam Kampung", tapi oleh kebanyakan orang lebih dikenal singkat dengan soto Kebonagung karena tempatnya berada di kecamatan Kebonagung.
Menikmati soto mangkuk besar bertabur ayam kampung goreng gurih ditambah kacang goreng, dan bagi saya yang khas itu adalah kecap gula aren Pacitannya plus sambel pedas serta jangan lupa juga kerupuk nasi yang ukurannya sebesar kipas, cukup untuk mengisi energi anda meneruskan perjalanan.
Sembari menunggu makanan turun ke perut anda bisa leyeh-leyeh sambil menikmati pemandangan terasering sawah di seberang warung tepat di belakang kantor kecamatan.
Jangan sampai ngantuk dan ketiduran, bayar dan lanjut!
Pantai Soge
Selama kurang lebih 45 menit anda akan berkendara di Jalur Lintas Selatan (JLS) menuju pantai Soge. Hiburan di perjalanan adalah hutan pantai, sawah dan lanskap pantai selatan. Jangan lengah, tetap hati-hati berkendara.Panorama pantai Soge dari pinggir Jalur Lintas Selatan. Foto: @fajrima |
Menjelang tiba, anda akan melewati turunan lalu perlahan-lahan di sebelah kanan anda akan terlihat jelas samudera Hindia dan pantai Soge di depan anda. Biasanya kebanyakan orang akan berhenti di tepi jalan sebelah kanan atau selatan untuk mmengambil gambar seluruh lanskap pantai Soge. Cobalah dan hati-hati ketika menyeberang.
Semenjak dibukanya JLS yang menghubungkan dengan kabupaten Trenggalek, pantai ini menjadi semakin ramai dikunjungi wisatawan dan mulai banyak warung-warung makan di kiri-kanan jalan. Mungkin yang tidak sempat sarapan atau pantang makan soto ayam kampung, bisa sarapan di sekitar pantai ini.
Puas menikmati panorama pantai ini mari lanjut lagi. Ada sebuah jembatan (katanya) khas yang ramai orang nongkrong dan berswafoto tiap pagi dan sore di akhir minggu. Anda akan melewatinya untuk menuju ke tempat selanjutnya, singgah sebentar jepret dan berlalu.
Pemandangan laguna pantai Soge dari jembatan Soge. Foto: @arudewangga |
Pantai Taman
15 menit berkendara ke arah timur anda akan tiba di pantai Taman, desa Hadiwarno kecamatan Ngadirojo. Di lokasi ini ada tempat penangkaran penyu dan Flying Fox terpanjang se Indonesia Raya.Pantai selatan pulau Jawa merupakan salah satu tempat bertelur untuk Penyu. Sepanjang garis pantai selatan Jawa, pantai Taman ternyata juga di jadikan lokasi bertelur bagi penyu, terutama jenis Penyu Hijau Chelonia mydas, Penyu Sisik Eretmochelys imbricata, Penyu Lekang Lepidochelys olivacea dan Penyu belimbing Dermochelys coriacea.
Warga mendirikan tempat penangkaran untuk memindahkan telur yang ada di pantai ke tempat penetasan untuk meningkatkan keberhasilan telur menetas yang selanjutnya tukik penyu akan dilepaskan kembali ke laut. Jika beruntung anda bisa melihat dan ikut melepaskan penyu.
Flying fox dengan jalur terpanjang di Indonesia ada di pantai Taman, Pacitan .Foto: @erviandyugianata |
Adrenalin anda mungkin akan terpacu meluncur sejauh hampir setengah kilometer (tepatnya 415 meter) dari tebing sebelah barat setinggi 74 meter dengan kecepatan meluncur 50 Km/jam, waktu ditempuh rata-rata 30 detik. Bagi anda yang mempunyai berat badan berlebih, tidak usah khawatir. Alat yang digunakan aman dan kuat, mampu menahan beban hingga 2,5 ton.
Pantai Pidakan
Masih mengikuti panduan ini? Maka kemungkinan anda tiba di pantai ini saat siang hari, Kala erik dan panasnya matahari. Pohon-pohon kelapa nan banyak juga tinggi-tinggi cukup untuk menghalau dan menaungi anda. Tak perlu kuatir gosong.Bagi yang sering ke pantai dengan dasar pasir, anda akan menemukan hal baru di pantai Pidakan yang dasar pantainya berupa batu berukuran 15cm an didominasi warna putih. Apik wis!
Dasar pantai berupa batu krakal bulat adalah salah satu keunikan dari pantai Pidakan, Pacitan |
Berlokasi di desa Jetak kecamatan Tulakan, di sebelah barat dari pantai Soge. Garis pantainya pun relatif datar dan panjang, dipadu dengan rindang pohon di sekitarnya membuat pantai ini terlihat masih alami.
Warung Makan Bu Gandhos
Berwisata ke daerah pesisir kurang afdhol rasanya kalau tidak mencicip makanan dari hasil lautnya.Nah, untuk makan siang saya sarankan mencoba masakan kuliner laut di dekat pelabuhan dan tempat pelelangan ikan Pacitan.
Menu makanan di warung makan Sari Laut bu Gandos, Pacitan. Foto: Tripadvisor |
Dari lokasi sebelumnya anda membutuhkan waktu perjalanan sekitar 1 jam lebih 15 menit, menempuh jarak sekitar 27 Km. Lumayan lama, tapi anda akan terpuaskan dengan hidangan ikan segar dari perairan laut Pacitan. Pesanlah nasi thiwul dan sambel bawang sebagai pelengkapnya serta es kelapa muda. Maknyus top markotop
Pemandangan dari warung makan bu Gandhos juga tak kalah memanjakan mata, sambil menyantap makanan anda bisa melihat teluk Pacitan dari sini serta kesibukan nelayan di pelabuhan.
Monumen Cinta
Selanjutnya mengunjungi sebuah kuburan bernama Monumen Cinta. Ada sebuah kuburan tepatnya Mausoleum bernuansa Eropa di kompleks pemakaman Kucur desa Sidoarjo kecamatan Pacitan. Entah kenapa ketika saya mencari lokasi tersebut di Google Maps kok bernama Monumen Cinta.Mausoleum bergaya Eropa di kompleks pemakaman Kucur desa Sidoarjo kecamatan Pacitan |
Ternyata ada sebuah cerita tentang kisah percintaan dari almarhum yang bersemayam di kuburan tersebut. Dia adalah Djamiyah, seorang gadis Jawa yang menurut sumber dan cerita orang lokal bersuamikan (masih dugaan) tuan tanah dari Belanda yang bekerja di sekitaran Madiun pada masa kolonialisme.
Si suami membuatkan kuburan khusus, serta di makam tersebut dituliskan puisi cinta untuk almarhum menggunakan sandi Vigenere Klasik yang diperkirakan digunakan pertama kali oleh Julius Caesar dan cukup populer pada awal abad ke 19.
Sandi Vigenere Klasik tertulis di makam Djamiyah. |
Banyak misteri yang belum tersingkap dari makam ini, terutama tentang siapa suami dari almarhum Djamiyah yang bersemayam di makam tersebut. Selengkapnya anda bisa baca cerita tersebut disini.
Pancer Door
Merupakan bagian dari teluk Pacitan di bagian sisi timur dekat dengan muara sungai Grindulu. Lokasi melihat sunset favorit saya ketika pulang kampung. Berada di selatan pusat kota sekitar 6 Kilometer, dari lokasi sebelumnya sekitar 15 menit.Dari sini tidak akan terlihat matahari tenggelam di laut, melainkan di bukit sebelah barat yang seperti membentengi kota Pacitan. Tapi suasana dan pemandangannya tak kalah deh dari tempat sunset populer yang lain.
Seorang peselancar yang akan memulai bermain ombak di pancer Door, Pacitan. |
Bagi wisatawan manca negara khususnya peselancar, Pancer Door cukup dikenal dan anda bisa melihat peselancar dari luar dan dalam negeri "mengendarai" ombak dengan papan selancarnya.
Setiap sore hari, pasti akan ramai dengan pengunjung, khususnya warga lokal untuk sekedar jalan-jalan bersama keluarga, mengantar anak bermain di pantai, pacaran atau ngopi di warung terdekat.
Event surfing skala nasional bahkan internasional cukup sering dihelat disini, contohnya Hello Pacitan pada Agustus 2016 merupakan rangkaian dari kompetisi berskala internasional pada kontes tahapan kelima dalam Asian Surfing Championships (ASC) 2016 untuk grade 2 divisi pria dan grade 1 divisi wanita. Surfer-surfer terbaik di Asia bersaing menjadi yang terbaik di salah satu spotsurfing terbaik di Jawa Timur itu.
Makan dan Menikmati Malam
Silahkan kembali ke penginapan untuk mandi dan ganti baju, lalu saatnya makan malam dan nongkrong menikmati malam di kabupaten paling barat Jawa Timur ini. Menu untuk malam saya sarankan untuk mencoba Sego Gobyos di dekat perempatan penceng. Ini cocok bagi anda yang doyan dengan makanan pedas. Babat, usus, daging ayam, ikan laut, telur semuanya dengan kuah santan ditambah kuah sambal pedas akan membuat malam anda kemringet bin gobyos. Huhaah!Untuk harga satu porsi di warung Sego Gobyos tergolong terjangkau, mulai dari Rp7.000/porsi hingga Rp15.000/porsi.
Kalau tidak cocok dengan makanan pedas anda bisa mencoba warung dengan makanan khas nasi urap, kikil, dan soto khas Pacitan di Warung Makan Sugiati yang terletak di jalan Pacitan-Tulakan desa Menadi kecamatan Pacitan.
Usai makan, jika anda pecinta kopi single originan bisa mencoba ke kedai Mik Kopi 10 menit dari terminal bus Pacitan. Kopi dari daerah-daerah Nusantara juga kopi lokal dengan harga yang sangat terjangkau bisa anda nikmati. Secangkir kopi tubruk dibandrol dengan harga 9.000 rupiah.
Suka dengan keramaian, monggo ke alun-alun Pacitan. Berjejer puluhan kaki lima bisa anda coba untuk menghabiskan malam. Saya sarankan untuk mencoba Warung Tanlun mbah Geger dengan menu andalan jadah bakar di adu dengan gula pasir atau tahu bakar dengan sambel kecap.
***
Selesai sudah daftar lokasi-lokasi wisata di Pacitan dalam satu hari. Sekali lagi saya tuliskan ini adalah trip ugal-ugalan! Tapi ya ndak apa kalau ndelalah sampeyan ternyata ke Pacitan dan hanya punya satu hari yang bisa dimanfaatkan untuk dolan dengan mengunjungi banyak lokasi. Mungkin tulisan saya ini bisa dipraktekkan.
Berani coba? Segera rencakan untuk berlibur ke Pacitan. Selamat mencoba dan berlibur!Jangan lupa share ya...!!! :)
0 Komentar:
Post a Comment