Jembatan penghubung antara desa terdekat dengan sawa disekitar rawa |
Pergantian tahun 2012 ke 2013 yang lalu, saya dan teman habiskan di Rawa desa Pagak Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo.
Mencoba suasana tahun baru yang belum pernah kami coba. Lokasi ini jika ditempuh dari Jogja kurang lebih 1,5 jam perjalanan via darat pakai motor. Lokasinya di barat pantai Congot.Rawa ini memanjang dari Timur ke Barat dari desa Jatimalang ke desa Pagak. Kondisi rawa masih banyak ditumbuhi buluh-buluh rawa, beberapa jenis tanaman mangrove dan berbagai macam tanaman khas rawa yang lain.
Sebagian besar rawa sudah beralih fungsi menjadi sawah di selatan dan utara rawa tersebut. Kunjungan saya kali ini untuk balas dendam akan pengamatan ditahun baru tersebut, sedikit burung yang bisa saya amati serta hilang konsentrasi karena terkena tikaman panas matahari, nggliyeng jadinya.
Rawa pagak juga menjadi habitat berbagai jenis capung sala satunya Brachythemis contaminata |
Asian Waterbird Cencus
Bertepatan dengan Asian Waterbird Cencus 2014 serta dengar-dengar mas Nurdin Setya Budi dan mas Surip dapat lebih dari 50 jenis burung di lokasi ini saya semakin penasaran dengan rawa ini. Apalagi mereka dapat jenis yang menarik dan sering terlewatkan, Kecici belalang. Wah saya juga pingin lihat. Tiba sekitar pukul 09.00 WIB (Waktu Indonesia Bionic) kami langsung disambut riuhnya suara burung yang ngumpet dibalik buluh rawa atau dahan mangrove, ramai sekali. Suara Bambangan kuning, Mandar batu, Kareo padi, jenis perenjak-perenjakan saling bersahutan. Kadang ada burung yang lompat lalu terbang dari persembunyiannya karena mendengar langkah kami. Sesekali terlihat Mandar batu berenang melintasi rawa, Perenjak padi dan Perenjak rawa di pucuk buluh rawa berteman tiada rasa benci satu sama lain. Puluhan Kowak malam abu berseliweran kembali kerumahnya di pucuk pohon mangrove. Di sawah kadang terlihat burung Berkik terbang karena kaget dengan pak Tani yang sedang menaburkan pupuk ke padinya, lalu berkik yang terbang pun mengoceh dengan bahasanya, mungkin ia berata "sial".Ayo diamati burungnya, yang lain mancing |
Wahab datang membawa salinan suara burung, asing bagi saya karena jarang saya dengar. Belum mulai saya bertanya tiba tiba seekor burung menyahut panggilan dari Wahab lalu bernyanyi bersama persis seperti rekaman pemancingnya. Bino saya pakai untuk melihatnya dan ternyata itu Kecici belalang, yooohooo jenis baru alias lifer. Hanya sebentar kami melihat sosoknya ditambah lagi sudah mblenger ngitung Kowak malam abu yang beratus ratus jumlahnya, dan siang hari pun tiba kami mencari lokasi untuk beristirahat.
Mancing di Rawa Pagak
Di selatan rawa agak cukup datar dan dipinggirnya terdapat air yang jernih, kami pun singgah. Satu persatu bekal dikelurkan, air minum yang ada di dalam botol kami pindahkan ke perut. Sembari duduk-duduk, mas Kir mengelurkan pancing dan kail yang memang sudah dipersiapkan jika pengamatan di lokasi ini. Kami melepas lelah dengan memancing, saking asyiknya mancing panas matahari jadi tak terasa. Sembari mancing, birding tetap berlanjut. Santai menunggu burung yang lewat di depan kami atau terbang di atas sembari gojeg kere para pemancing amateur ini, ledekan keluar jika ada yang nggak dapat ikan.
Tak terasa hampir 2 jam kami lewatkan, panas menyengat mulai terasa karena air bekal tinggal setengah botol dan itu tak dapat memuaskan dahaga bagi 7 orang, sebenarnya air rawa melimpah ruah tapi kami kasihan dengan ikan yang hidup disana nanti mereka minum apa?
Akhirnya mancing eh birding usai sudah, 39 jenis burung berhasil kami amati dan tidak lupa 3 jenis ikan berhasil kami pancing. Ditutup dengan foto bersama dan kami kembali pulang. Lelah dan kepanasan sebanding dengan apa yang kami dapat, melalui burung-burung bebas bersangkar langit biru dan mega-mega. Sujud syukur haturkan kepada sang Pencipta. Terima kasih, esok kami kan kembali lagi.
Terima kasih pagaaaaaaak!!! |