Secuil kisah Anggrek hamba

Leave a Comment
"Oh itu anggrek" sambil menunjuk ke arah tanaman berbunga putih tanpa ada daun melekat di batangnya, ukurannya kira-kira yang kecil kurang lebih 8 cm dan yang cukup besar kurang lebih 13 cm saja. Melihat tanaman tersebut yang jebul adalah jenis anggrek membuat mindset saya terhadap anggrek berubah total, dirombak. Entah gobloknya saya atau pekok saja.
Didymoplexis pallens anggrek di sekitar rumpun bambu
 Didymoplexis pallens namanya, ia tumbuh di antara seresah-seresah daun bambu. Bunga putih mungil kontras dengan warna coklat daun bambu kering. Biasanya anggrek ini mulai mucul ketika hujan pertama di musim penghujan, jadi ketika hujan jatuh lalu airnya masuk ke dalam tanah dan mencapai "umbinya" maka lama kelamaan anggrek ini akan segera muncul ke permukaan tanah dan berbunga.
Kak Imamlah yang banyak bercerita dan jelas membuka cakrawala ke-anggrek-an, orang yang rela bolak balik Sermo-Jogja-Merapi dst hanya untuk si anggrek mekar. Dan pada saat itu di mulailah petualangan "chibi-chibi". Biar kepala dan leher nggak capek pas pengamatan burung, mencari-cari anggrek yang tumbuh di tanah adalah solusinya. Tapi sama saja mata harus jeli membedakan anggrek dengan bunga tanaman lain. Kalau warnanya mencolok ya untung buat kita, tapi jika warnanya hijau dan samar dengan tanaman lain ya, bisa picek matamu hahahha.

Seperti dua jenis ini Microtis unifolia versus Herminium lanceum yang saya temui awal tahun 2013 kemarin di Gunung Ijen, kalau melihat sesaat keduanya sama persis. Hijau, kecil, seperti rumput disekitarnya. Tapi jika dilihat dengan seksama kalau perlu dengan njengking sampai mata sedekat mungkin barulah terlihat bedanya, apalagi dengan bantuan kamera makro wes penak karo penak. Satu mirip "kura-kura" dan yang satu mirip anak kecil dengan anunya hehe.
Herminium lanceum mirip anak kecil bertopi tanpa celana :p

Microtis unifolia si angrek kura-kura


Masih banyak anggrek yang belum saya temui, warna-warninya serta pesona selalu dicari. Gara-gara anggrek kecil di depan kontrakan menjadi candu untuk terus mencari jenis lain makhluk nan ayu ini. Mari kita kemasi barang kita, mandi, pakai baju dan berangkat ke rimba ke alam raya.
#Bersambung....

Related Article

0 Komentar:

Post a Comment

Contact Form

Name

Email *

Message *