Ini adalah lanjutan cerita saya di Way Kambas yang sudah pending dalam waktu yang lama. Mungkin karena sedang fokus mengisi websitenya birdpacker beserta kegiatannya. Mungkin juga saya males dengan tampilan blog saya, tapi mumpung ada niat dan keinginan lagi jadilah tampilan dari template gratisan ini untuk memudahkan para pembaca. Semoga bermanfaat!
Way Kanan Resort
Jadi saya teruskan cerita di Way Kambas tentang pengamatan burung di resort Way Kanan. Kala itu saya dan Shaim setelah mengurus simaksi untuk masuk ke resort yang terkenal itu, diijinkan masuk dengan ditemani dua orang jagawana. Saya lupa nama mereka, bertugas untuk menjaga kami saat pengamatan di jungle track rawan akan perjumpaan gajah, harimau dan satwa liar lain. Kami patuh saja karena ini pertama kalinya dan memang kami kesini bermodal nekat.
Penampakan resort Way Kanan, Taman Nasional Way Kambas, Lampung. |
Menuju Way Kanan Resort
Sekitar jam 14.00 WIB saya dan Shaim berangkat menuju resort Way Kanan dengan dua motor petugas jagawana tersebut, tentu kami diboncengnya. Dari pintu gerbang utama Taman Nasional awalnya jalan berupa aspal kasar lalu setelah melewati pertigaan Pusat Penyelamatan Badak Sumatera berubah menjadi jalan berbatu. Dengan menahan hentakan jok motor tiap kali melewati lubang jalan atau melindas batu, kurang lebih satu jam kami tiba di tujuan. Resort tersebut berupa satu kantor resort, parkiran kendaraan beserta rumah atau barak petugas jagawana, satu musholla kecil dan satu homestay untuk wisatawan. Empat bangunan tersebut berjajar memanjang di sebelah kiri. Di depan homestay ada menara untuk pemancar radio panggil karena tidak ada sinyal telepon yang menjangkau daerah ini. Jika berjalan dari home stay ke arah utara terdapat sebuah pelabuhan kecil untuk perahu, biasanya digunakan untuk patroli serta mengantar tamu untuk melihat keindahan Way Kambas via jalur air. Pengamat burung yang ingin melihat Mentok Rimba Asarcornis scutulata biasanya juga menggunakan perahu dan jalur air ini.Setelah homestay di bersihkan kami mulai memasukkan barang-barang dan bersiap untuk menikmati senja dengan berjalan jalan di sekitar resort. Mumpung cuaca juga cukup cerah, kami berjalan ke arah dermaga lalu memperhatikan mangrove di seberang sungai. Tak ada sosok burung yang menampakkan diri, akhirnya kami hanya mengobrol saja. Hingga rasa lapar yang mengusik untuk beranjak dari tempat itu. Saya pun kembali ke kamar untuk mengambil mie instan lalu saya bawa ke dapur yang berada di belakang barak jagawana. Mie yang saya bawa nantinya kami bagi untuk empat orang, singkat cerita sebelum petang perut kami sudah kenyang dengan mie instan.
Duduk di depan musholla bersama satu petugas jagawana, bercerita tentang sepak terjang beliau selama bekerja disini. Beliau yang saya lupa namanya keturunan Jawa lahir di Lampung, sudah beberapa kali bertemu dengan Harimau Sumatera. Kata beliau paling sering bertemu saat menuju Way Kanan.Lalu obrolan berubah dengan tema burung, beliau bercerita tentang banyak turis manca yang berkunjung untuk melihat burung di Taman Nasional Way Kambas, kadang juga beliau memandu mereka. “Sebentar lagi gelap mas, paling sebentar lagi ada burung yang hinggap di kabel ini” ucap beliau sambil menunjuk kabel listrik di atas kami.
Tak berselang lama, AJAIB perkataan jagawana tersebut menjadi nyata. Seekor burung benar benar hinggap di kabel usai beliau menutup mulutnya. Dengan tergopoh-gopoh saya dan Shaim masuk ke kamar untuk mengambil kamera.
...bersambung
klo bisa Fotonya dibanyakin dong, biar lebih kelihatan suasananya
ReplyDeleteSiap mas/mbak, saya cek dulu di hardisk mudah2an ada. Karena kemarin lebih fokus motret satwa sama burung disana, boleh dilanjut baca seri keduanya disini: http://freeasbird.blogspot.com/2017/03/jungle-track-way-kanan-resort-surga.html
DeleteTerima kasih