Kesempatan untuk ngeker manuk atau Birding di kota kelahiran saya sampai selama ini jarang saya dapatkan, memang beberapa kali saya sempatkan waktu untuk pulang ke rumah untuk melepas rindu bersama keluarga, bertemu sahabat - sahabat lama, bahkan sampai modus untuk menebalkan kantong saya untuk kembali ke Jogja. Kembali pulang ke Pacitan, saya selalu mendapatkan sesuatu yang baru, menggairahkan jiwa kendor karena rutinitas di perantauan, mendapat ide - ide dari hasil ngopi bersama kawan, sampai pisuhan baru yang up to date. hehe
Kembali pada kasus ngeker manuk, kota kelahiran saya ada di Pacitan namun kota kelahiran ke-pengamat burungan bertempat di Yogyakarta. Selama lahirnya saya sebagai pengamat burung amatir di kota Pasar Kembang tersebutlah saya meniti karir, belajar dari awal, mengikuti tausiah pengamat burung dan dari sana pula saya bisa melancong ke berbagai penjuru negeri. Terima Kasih Jogja beserta manusia dan seluruh isinya.
Namun rasa - rasanya saya juga harus "mengobrak - abrik" kota kelahiran saya sebagai manusia saru tersebut, saya harus balas budi walau mungkin si Pacitan tak perlu itu. Jika ada kesempatan mudik saya sempatkan untuk mersani peksi walau hanya dalam waktu singkat alias short time. hehe
Pancer Door site para surfer
Lokasi yang sering saya kunjungi adalah Muara Sungai Grindulu / bagian Timur dari pantai Teleng Ria. Di Pacitan muara sungai lebih dikenal dengan sebutan "PANCER" dan nama muara tersebut sekarang lebih terkenal dengan sebutan PANCER DOOR. Kenapa DOOR? saya tidak tahu, mungkin agar lokasi tersebut dapat mengkagetkan khalayak, layaknya ketika kita mengkagetkan seseorang yang bengong lalu berteriak dan mengkejutkannya dengan berteriak Ddooooooorrrrrrr! hehe mungkin.
Tempat tersebut semakin ramai dari waktu ke waktu, dahulu tempat tersebut di wingitkan atau angker. Namun sekarang menjadi tempat wisata yang sering dikunjungi wisatawan lokal maupun SLJJ. Tempat terebut sering dijadikan lokasi Surfing oleh surfer Pacitan atau bahkan dari luar kota dan luar negeri.
Sekali lagi kembali ke masalah ngeker manuk, awal Mei saya berkesempatan pulang dan tentu saya sempatkan pengamatan burung. Pancer dorr lokasinya, sekitar setengah 5 sore saya tiba disana lewat jalan tikus untuk menghindari petugas dan yang pasti saya pengamatan burung kok di jalan trabasan tersebut. Sueeeeerrr!
Sekali lagi kembali ke masalah ngeker manuk, awal Mei saya berkesempatan pulang dan tentu saya sempatkan pengamatan burung. Pancer dorr lokasinya, sekitar setengah 5 sore saya tiba disana lewat jalan tikus untuk menghindari petugas dan yang pasti saya pengamatan burung kok di jalan trabasan tersebut. Sueeeeerrr!
Kuntul Karang lagi Surfing |
Setibanya dilokasi saya langsung berjalan menyusuri pantai, disuguhi matahari tenggelam dan langit jingga, syahduuuu. Beberapa orang asyik menunggangi ombak dengan papan seluncurnya. Tiba di ujung Timur pantai tersebut saya melihat seekor burung sedang asyik di pinggiran pantai, burung tersebut sesekali berlari seolah mengejar mangsanya. Ukuran tubuhnya lebih besar dari Kuntul Kerbau, warna tubuhnya hampir seluruhnya hitam, paruh dan kakinya berwarna kekuningan. Untung saja saya bawa kamera untuk mengabadikan momen ini, saya dekati perlahan sampai jarak maksimal burung tidak terganggu. Saya amati sekali lagi burung bernama Kuntul Karang tersebut, ketika akan saya potret di belakang kuntul tersebut melintas peselancar - peselancar menunggangi ombak. Saya mantapkan lagi dan berusaha mendapat momen secara bersamaan. Dan Jepret, beberapa foto saya dapatkan.
Trio Peselancar |
Apik lik fotone, juoozz..., Pacitan nampaknya banyak memiliki pantai yang masih perawan, membuat hati terlena :P
ReplyDeleteMatur nuwun bro, ya banyak pantai di Pacitan yang masih belum banyak dikujungi. Monggo mampir ke Pacitan bro
ReplyDeleteasik sam hukuk. mau dong ngeker manuk teng pacitan :3
ReplyDeleteWoo yo ayo, hahaha :)
ReplyDelete