Hallo sobat manuk, di tulisan kali ini saya akan membahas mengenai klasifikasi, ciri identifikasi, perbedaan jantan dan betina, habitat, makanan, kebiasaan dari burung Puyuh-gonggong Jawa.
Burung puyuh-gonggong jawa. dok pribadi |
Burung puyuh-gonggong jawa ini menjadi tulisan pelengkap seri puyuh-gonggong yang ada di Jawa setelah sebelumnya saya pernah menulis mengenai Puyuh-gonggong biasa yang hanya ada di pegunungan ujung timur Jawa.
Untuk memudahkan, saya sediakan daftar isi untuk topik-topik yang ingin langsung dibaca. Cara identifikasi burung ini, bisa langsung pilih nomer 5.
Daftar isi(klik topik di bawah yang ingin langsung anda baca):
1. Penemu burung Puyuh-gonggong jawa
Puyuh-gonggong jawa pertama kali ditemukan dan diperkenalkan kepada dunia ilmu pengetahuan yaitu pada tahun 1.789 oleh Johann Friedrich Gmelin seorang naturalis asal Jerman.
2. Klasifikasi Puyuh-gonggong jawa
Puyuh-gonggong jawa merupakan anggota dari kelompok burung non-passerine.
Burung ini berkerabat dekat dengan jenis burung ayam hutan, sempidan, merak, kuau dan jenis lainnya dalam keluarga Phasianidae. Berikut klasifikasi lengkapnya:
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Galliformes
Famili: Phasianidae
Genus: Arborophila
Spesies: Arborophila javanica
Pertama kali dideskripsikan, burung ini masuk ke dalam genus Tetrao. Namun seiring perkembangan jaman dan teknologi, akhirnya diperbarui menjadi Arborophila.
Kata Arborophila berasal dari bahasa latin yaitu arbor, arboris yang berarti pohon dan philos yang berarti pohon. Sedangkan javanica merujuk pada pulau Jawa sebagai tempat hidupnya.
Bisa disimpulkan arti namanya, penyuka pohon dari tanah jawa. Arti nama ilmiahnya ini terkait dengan kebiasaannya. Bisa dilanjutkan di bagian bawah artikel ini.
3. Persebaran
Merupakan jenis endemik pulau Jawa, yang artinya secara alami burung ini tidak ada di pulau lain. Puyuh-gonggong jawa memiliki 3 sub-spesies atau ras, antara lain:
- A.j. javanica: tersebar di jawa bagian barat.
- A.j. bartelsi: tersebar di sebagian jawa bagian barat hingga tengah.
- A.j. lawuana: tersebar di jawa timur hingga gunung Semeru.
4. Habitat
Habitat burung puyuh-gonggong jawa yaitu di hutan diantara ketinggian 300 hingga 3.000 meter di atas permukaan laut. Cenderung lebih mudah dijumpai diantara 600 hingga 2.500 mdpl.
5. Ciri Identifikasi burung Puyuh-gonggong jawa
Ukuran: sedang (28 cm).
Ciri: Oranye kemerahan dan tanda hitam pada kepala dan tengkuk serta warna kehitaman pada kalung leher.
Dada, punggung dan ekor keabuan bergaris hitam. Sayap kecokelatan dengan garis-garis hitam dan berbintik. Bagian bawah cokelat kemerahan. Iris mata abu-abu, paruh hitam, kaki merah.
Perbedaan puyuh-gonggong jawa ras javanica dengan lawuana. Dok. Matthew Kwan & Pribadi. |
Ras bartelsi mirip ras utama, lawuana tengkuk berwarna hitam.
6. Perbedaan Puyuh-gonggong jawa Jantan dan Betina
Merupakan jenis monomorfis kelamin, yang berarti jantan dan betina sangat mirip atau hampir tidak ada perbedaan. Beberapa pakar menyatakan, perbedaan puyuh-gonggong betina adalah ukuran tubuh lebih kecil dan warna tubuh tanpa bulu lebih pudar.
7. Suara Puyuh-gonggong jawa
Nama gonggong disematkan ada kaitannya dengan suara burung puyuh-gonggong jawa, yakni teriakan lembut monoton berulang yang semakin meninggi "whup whup whup".
Biasanya betina akan membersamai di akhir suara jantan (duet song), suaranya seperti suara burung yang keluar dari jam dindingnya Tom and Jerry "whop whup whop whup".
8. Makanan
Makanan puyuh gonggong jawa sangat sedikit diketahui. Kemungkinan mirip dengan jenis puyuh-gonggong lain yang memakan serangga, cacing, biji-bijian hutan. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui makanan alami burung ini di alam.
9. Kebiasaan
Sendiri atau berpasangan serta dalam kelompok lebih dari 6 ekor. Mencari makan di lantai hutan dengan cara mengais tanah seperti ayam-hutan.
Biasanya mencari makan di sekitar kayu tumbang, mungkin karena ini burung puyuh gonggong dinamakan Arborophila.
10. Perkembangbiakan
Diketahui puyuh-gonggong jawa berkembang biak diantara bulan Januari hingga April dan Juli hingga November. Telur burung ini biasanya 4 butir.
Menurut beberapa masyarakat dekat hutan, sarang burung puyuh-gonggong jawa dibangun diantara kaki-kaki pohon yang berukuran besar.
Telur akan diletakkan di atas tumpukan seresah daun. Saat mengerami, indukan akan menutup seluruh tubuhnya dengan seresah daun kering, hingga tersisa kepalanya saja.
Nah ini juga butuh penelusuran ilmiah lagi bagi para peneliti burung. Bisa jadi bahan penelitian dan jurnal ilmiah tentunya.
Video Burung Puyuh-gonggong Jawa
Lain kali akan saya tambakan video burung puyuh-gonggong jawa disini. Nah ini dia update an dari artikel ini. Silahkan di lihat, mudah-mudahan bermanfaat dan jangan lupa untuk subscribe ya gaes. Hehe
Sekian dulu, semoga bermanfaat.
Salam Manuk!
Sumber:
- https://birdsoftheworld.org/
- http://datazone.birdlife.org/
- https://id.wikipedia.org/
- Taufiqurrahman, I., P.G. Akbar, A.A. Purwanto, M. Untung, Z. Assiddiqi, M. Iqbal, W.K. Wibowo, F.N. Tirtaningtyas & D.A. Triana. 2022. Panduan lapangan burung-burung di Indonesia Seri 1: Sunda Besar. Birdpacker Indonesia-Interlude: Batu.